Setelah Nyepi Umat Hindu Diharapkan Ngebak Geni
Setelah melakukan beberapa kegiatan keagamaan Hindu seperti , upacara Melasti disumber mata air dengan tujuan untuk mmebersihkan kotoran spiritual di alam dan didalam diri manuasi, dilanjutkan dengan upacara korban suci taur agung kesaga yaitu, mensucikan alam semesta dengan segala isinya
Hal tersebut dikatakan Kepala Kementrian Agama Kabupaten Jayawijaya. Karel F. Mambay, SE,M. M.Pd.K. dalam sambutan Kementrian Agama Republik Indonesia Dalam rangka menyambut hari raya Neyepi Tahun baru saka 1936
Dikatakan bahwa perayaan hari raya nyepi merupakan prosesi ritual simbolik dan ertis untuk pensucian baik pensucian alam semesta atau bhuwana agung dan mensucikan diri pribadi atau Bhuwana alit
Lebih jauh Karel Mambai menuturkan bahwa penyucian buana alit pada dasarnya dilaksanakan dengan pengendalian diri melalui pengendalian pikiran atau memusatkan pikiran kepada Tuhan yang maha esa atau Sang Hyang Widi Wasa dengan jalan nyepi atau bersunyi-sunyi lahir batin melalui tanpa brata yoga, dan samadi dalam catur brata penyepian .
Ada beberapa persesi yang dilakukan saat neyepi, Amati Geni atau tidak menyalakan api diartikan tidak mengorbankan hawa nafsu dan meredam nafsu, Amati karya, tidak melakukan kegiatan kerja jasmani, Amati lelungan tidak berpergian, dan Amati Lelanguan tidak melakukan hiburan atau berhura-hura.
Diharapkan kepada Umat hindu melalui catur brata penyepian ini kirannya menjadi latihan bagi kita agar mampu menghadapi gelombang-gelombang kehidupan ditahun 1936 saka kedepan. Dengan catur brata penyepian dapat diberikan kemampuan untuk menghadapi suka dan duka dari setiap waktu yang dilalui. Sehingga kita berkesempatan untuk mencapai tujuan mulia yaitu, memperoleh kedamaian di dunia dan kedamaian dalam rohani.
Untuk itu sekali lagi dihimbau kepada umat Hindu agar menjaga kesucian pikiran atau Manacika parishudha dengan cara meningkatkan kebijaksanaan dalam pemikiran, Menjaga kesucian perkataan atau, Wacika Parishuda berbicara dengan mengikuti etika berbicara sehingga kata-kata tidak menyakiti sesame, menjaga kesucian perbuatan, Kayika Parisudha, berinteraksi social dalam masyarakat yang hetrogen dengan mawas diri
Diharapkan bahwa setelah dilakukan hari raya neypi hendaknya warga hindu dapat melaksanakan Ngebak Geni, berajang sana atau bersilahturahmi guna membangun komunikasi diantara umat manuasia. ‘harapnya. (Humas-Titus)